Rabu, 25 Mei 2011

Islam dan Tatanegara

Butir-Butir
Pengarahan Islam tentang ketatanegaraan
Oleh : Asrir

1. Tatanegara
Tatanegara membicarakan susunan pemerintahan negara dan bagian-bagiannya. Tatanegara Islam membicarakan susunan pemerintahan negara Islam dan bagian-bagiannya.
2. Negara
Neara ialah sekelompok orang (rakyat) yang bercita-cita akan bersatu, yang hidup dalam satu daerah tertentu, yang dipimpin oleh suatu pemerintahan yang berdaulat ke dalam dank e luar, yang mempunyai ikatan bersama.

Unsur-unsur negara terdiri dari :
1. Rakyat yang bercita-cita untuk bersatu
2. Ketaatan raakyat kepada aturan tertentu
3. Daerah tertentu
4.Pemerintahan yang berdaulat ke dalam dank e luar
5. Kesamaan tujuan.

Negara modern hanya bisa hidup bertahan dengan aman, bila juga mempunyai sekurang-kurangnya tiga syarat lain :
1. Perindusterian
2. Bahan logam mentah
3. Geografis strategis, tempat duduk/letak yang penting untuk siasat perang dalam hal membela diri.

Negara Islam dibangun atas dasar akidah Islamiyah yang undang-undangnya bersumber pada akidah tersebut. Dalam Islam, negara merupakan sarana untuk terlaksananya hukum-hukum Islam dalam semua urusan kenegaraan dan tersiarnya dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.

Sasaran dan tujuan negara dalam Islam adalah :
1. untuk menegakkan keadilan dalam kehidupan manusia
2. untuk menghentikan kezhaliman
3. untuk menghancurkan kesewenang-wenangan
4. untuk menegakkan sistim berkedaan dengan :
a. mendirikan shalat
b. mengeluarkan zakat
5. untuk menyebarkan kebaikan dan keb ajikan
6. untuk memerintahkan yang makruf
7. untuk memotong akar-akar kejahatan
8. untuk mencegah kemunkaran.

Unsur-unsur negara Islam pertama di Madinah (sebagai negara kota) dengan :
1. Ummat Islam (Muhajirin dan Anshar) sebagai rakyat
2. Hukum Islam (Konstitusi) sebagai undang-undang yang dita’ati
3. Madinah sebagai daerah yang didiami
4. Rasulullah sebagai Kepala Negara yang dita’ati.

Catatan :
Sebutan negara dalam Islam, adakalanya khilafah, dalah, kesultanan. Khilafah adalah lemaga kekuasaan (negara dan pemerintahan) yang mengemban tugas risalah di dalam memeliharaa, mengurus, mengembangkan, menjaga agama (da’wah) serta mengatur urusan kepentingan ummat. Khilafah mencakup Imamah dan Imarah. Pemegang kekuasaan khilafah disebut Khalifah. Pemegang kekuasaan imamah disebut Imam. Pemegang kekuasaan imarah disebut Amir. daulah berarti neara. Kedaulatan serumpun dengan dalah.

Sistim pemerintahan yang terlepas dari hukum Allah, bukanlah khilafah. Pembentukan khilafah didasarkan atas beberapa prinsip :
1. Tauhid, KeMahaEsaan Allah, Kekuasaan Perundang-undangan Ilahi
2. ‘Adalah Ijtim’iyah, Keadilan Sosial, Keadilan antara manusia
3. Ikhwah Diniyah, Persaudaraan dan Persatuan (Persamaan antara kaum Muslimin)
4. Syura, MusyawarahPermusyawaratan
5. Takaful Ijtima’I, Tanggungjawab sosial bersama, Tanggjungjawab pemerintah
6. Keta’atan dalam hal kebajikan
7. Terlarang berusaha mencari kekuasaan/jabatan untuk diri sendiri8. Tujuan adanya negaraa
9. Amar bil ma’ruf, nahi ‘anild munkar.
Mendirikan khilafah merupakan kewajiban fardhu kifayah bagi ummat Islam.
3. Kedaulatan/Kekuasaan, Pembatasan kekuasaan
Kedaulatan berarti kekuasaan yang tertinggi. hanya Allah sajalah yang mempunyai otoritas/kekuasaan tertinggi. Yang berdaulat dalam negara Islam adalah Hukum Allah (Kedaulatan Hukum Ilahi) yang dilaksanakan oleh ummat Islam (Kedaulatan Ummah). Kekuasaan ummat Islam dalam negara Islam dibatasi oleh hukum yang ditetapkan Allah (Kedaulatan Hukum Ilahi). Kedalatan rakyat (bangsa, warga), kedaulatan kepada negara (king, emperor) yang berada dalam batas-batas hukum yang dibenarkan Allah, dapat diterima dalam Islam. Ummat secara keseluruhan bertanggungjawab memikul beban untuk melaksanakan hukum Allah dalam semua urusan kenegaraan.

4. Bentuk pemerintahan
Dalam perjalanan sejarahnya, dalam Islam ditemukan bentuk pemerintahan : a. nubuwah, b. khilafah, c. daulah, d. kesultanan.

Bentuk pemerintahan nubuwah ditemukan pda masa negara Islam pertama di Madinah (622-632M). Pada masa negara Islam pertama di madinah, Rasulullah saw berkedudukan : a. sebagai Nabi dan Rasul, b. sebagai Kepala Negara, c. sebagai Hakim, d. sebagai Panglima.

Bentuk pemerintahan khilafah ditemukan pada masa pemerintahan Khulafaur-Rasyidin (632-661M).

Catatan :
632-634 Masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq
634-644 Masa pemerintahan Umar bin Khaththab
644-656 Masa pemerintahan Usman bin ‘Affan
656-661 Masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib.

sebutan bagi Kepala Negara adalah Amirul mukminin. Pada masa pemerintahan Khulfaur Rasyidin, khalifah berkedudukan sebagai : a. Waritsatul Anbiyaa (Ulama), b. Kepala Negara (Umara), c. Hakim (hakim yang adil).

Bentuk pemerintahan Daulah ditemukan pada masa Daulah Umawiyah, Abbasiyah, Usmaniyah. Bentk pemerintahan Kesultanan ditemukan pada Dinasti-Dinasti otonom di Parsi, Mesir, Afrika Utara, Turki dan India.

Catatan :
661-750 Masa Daulah Umawiyah yang berkedudukan di Damaskus
750-1041 Masa Daulah Umawiyah yang berkedudukan di Cordova
750-1258 Masa Daulah Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad
1300-1928 Masa Daulah Usaniyah yang berkedudukan di Turki.

Pada masa pemerintahan Daulah mawiyah dan Abbasiyah, sebutan bagi Kepala Negara adalah Khalifah. Pada masa pemerintahan Kesultanan, sebutan bagi Kepala Negara adalah Sultan.
5. Bentuk negara
Negara Islam merupakan negara kesatuan ummat (ummatan wahidah) di bawah pemerintah pusat. Pemerintah pusat brdaulat penuh, baik ke dalamaupun ke luar.Seluruh wilayah tunduk terhadap pemerintah pusat. Hubungan dengan luar dilakukan oleh pemerintah pusat.

Pada masa pemerintahan Negara Islam pertama di madinah belum ada perbedaa pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kepala pemerintah pusat (Kepala Negara) disebut Khalifah, Sultan. Kepala pemeritah daerah (wilayah) disebut Amir, Wali (Gubernur).
6. Undang-Undang Dasar
Undang-Undang dasar merupakan undang-undang pokok yang menjadi dasar bagi segala hukum yang berlaku. Setiap peraturan tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dasar. dalam negara Islam pertam di Madinah yang berperan sebagai Undang-Undang Dasar adalah Konstitusi Madinah yang ditetapkan oleh Rasulullah saw untuk dita’ati oleh warga Madinah. Sebenarnya Dasar Undang-Undang dalam slam adalah Quran dan tafsr penjelasannya adalah Sunnah Rasulullah saw.

Konstitusi Madinah merupakan :
a. permakluman kemerdekaan (Proklamasi)
b. pengumuman kelahiran negara (Deklarasi)
c. pengakuan hak warga dan pendudk negara
d. pernyataan hak asasi manusia.

Konstitusi Madinah menetapkan tentang :
a. pembentukan ummat (bangsa negara)
b. hak asasi manusia (Human rights)
c. persatuan seagama (nity of beliver)
d. persatuan segenap warga negara (Unity of all citizn)
e. golongan minoritas (The rights of minorities)
f. Tugas warga negara (Duty of citizen)
g. Perlindungan negara (Defending of city of state)
h. Pimpinan negara
i. Politik perdamaian.

Dalam perkembangan sejarahnya, Konstitusi dalam negara Islam melalui beberapa tahap :

a. Konstitusi Madinah yang ditetakkan oleh Rasulullah saw yang berlaku dari tahun 622M sampai 750M pada sa’at akhir masa pemerintahan Daulah Umawiyah yang berkedudukan di Damaskus.

b. Konstitusi Abbasiyah yang ditetapkan pada masa Khalifah al-Manshur (754-775M) yang berlaku sampai tahun 1258M pada sa’at berakhirnya masa pemerintahan Daulah Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad (1258M).

c. Konstitusi Mameluk yang ditetapkan ketika awal berdirinya Kesultanan Mameluk di Mesir (1252-1517) dan sa’at menjelang berakhirnya masa pemerintahan Daulah Abbasiyah yang berkedudukan di Baghdad (1258M).

d. Kanuni Esasi di Turki (23 Desember 1876M, Qanun Nishami di Mesir (7 Feburari 1882M0, Konstitusi di Iran (1 Agustus 1906M).

e. Konstitusi nasional masing-masing negara Islam yang dimulai dari Kontitusi Republik Turki pada tahun 1924.

Catatan :
Pada masa Sultan Muhammad Syah (1442-1444) aspek hukum Fiqih mulai masuk dalam ndang-Undang Malaka. kanun ini dikutip secara luas, sebagian maupun secara utuh pada berbagai perundang-undangan di Kedah, Pahang, Riau, Pontianak, dan malahan masih dianggap berlaku di Brunei sekarang. Di samping itu ada pula versi Aceh dan versi Patani.

Sultahn hasan Bulqiyah Brunei (1605-1619) menyalin hamper keseluruhan “Qanun Mahkota Alam Aceh” untuk dijadikan Undang-Undang Negeri Brunei.

Mula tahun 1772, yaitu ketika Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjar kembali di Martapura, diberlakukan hukum Islam berdasarkan Mazhab Syafi’I di wilayah Kerajaan Banjar.(Sebelum itu ada pula Ulama Abdus Shomad alJawi alFalimbani di Palembang, Sumatera Selatan yang wafat pada 1203H).

Pemikiran Ilmu Fiqih berpengaruh pada tata pemerintahan pribumi di Jawa dan Madura semasa penjajaaahan Hindia Belanda. Di Indonesia dan Semenanjung, Hukum Islam tidaklah dipandang asing. Hukum Islam pernah diberlakukan sebagai hukum positip di sebagian terbesar wilayah Indonsia dan Semenanjung (Melayu), yaitu di kerajaan-kerajaan Islam. Hanya penguasa penjajahan kolonial Barat Nasrani pernah mengasingkan Hukum Islam dari bumi Indonesia dan Semenanjung. Kini Hukum Islam di Indonesia dan Semenanjung merupakan mutiara yang hlang dari perbendaharaan Islam.

Negara Islam dalam konstitusinya ada yang mencantumkan bahwa ;
1. Agama resmi negara ialah Islam
2. Kepala Negara beragama Islam
3. Hukum Islam sebagai sumber perundang-undangan
4. Kemerdekaan pelaksanaan agama-agama lain diakui.

Pada sa’at BPUUPKI (Badan Peyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) membicarakan UUD negara Indonesia Merdeka, oleh salah seorang anggota sidang pernah dimajukan usul agar yang dapat menjadi Presiden dan wakil Presiden hanya orang Indonesia asli yang beragama Islam, dan agama negara adalah Islam dengan menjamin kemerdekaan orang-orang beragama lain untuk beribadat menurut agamanya.
7. Undang-Undang
Undang-undang, peraturan, hukum disusun berdasarkan tuntutan undang-undang dasar. Undang-Undang Dasar dalam negara Islam mengacu pada Quran dan tafsir penjelasannya dalam Sunnah Rasulullah saw.

8. Konvensi/Konsensus
Dalam perkembangannya, dalam pemerintahan negarra timbul konvensi (kebiasaan) yang dihormati dan dpandang mengikat dalam praktek pemerintahan negara, meskipun kebiasaan itu tidak dituangkan dalam undang-undang dasar atau undang-undang.

Umar bin Khaththab pada amasa pemerintahannya telah menyusun dewan-dewan (jawatan-jawatan), mendirikan Baitulmal, menempa mata uang, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim, mengatur perjalanan pos, menciptakan tahun Hijrah, mengadakan hisbah (pengawasan terhadap pasar, pengonrolan terhadap timbangan dan takaran, penjagaan terhadap tata-tertib dan susila, pengawasan terhadap kebersihan jalan, polisi ekonomi-sosial dan sebagainya). Beliau jua mengadakan perubahan terhadap peraturan-peraturan yang telah ada, bila perlu diperbaiki dan diubah. Semuanya mengacu pada Quran dan Sunnah Raulullah saw, dan bukanpada Trdisi Romawi dan Parsi. Langkah Umar bin Khaththab dalam kasus penetapan hukum telah diikuti di belakang oleh para pemimpin dan fuqaha seperti Khalifah Umar bin ‘Abdul ‘Aziz.
9. Aparat Negara, Hak dan kewajibannya
Unsur-unsur kekuasaan negara :
a. Kepala Negara.
Kepala Negara adalah pelaksana kekuasaan tertinggi negara yang memperoleh kepercayaan dari rakyat. Pembantu Kepala Negara :
1. Wazir (menteri) memimpin kekuasaan umum (‘ammah) :
a. Wazir tafwidh memperoleh wewenang untuk mengangkat/memberhentikan pegawai, mengadakan perjanjian-perjanjian, menyelenggarakan tugas pemerintahan.
b. Wazir tanfidz memperoleh wewenang untuk melaksankan tugas yang ditetapkan oleh Kepala Negara.
2. Amir memimpin kekuasaan daerah tertentu
3. Pemimpin tentara tertinggi (Panglima Perang)
4. Pegawai tapal batas
5. Qadha (mahkamah dan kejaksaan)
6. Penarik/pemungut pajak
7. Penarik zakat
8. Pegawai Hisbah

Calon Kepala Negara hendaklah mempunyai sifat seperti berikut :
1. Mempunyai pengalaman dan kemampuan berijtihad
2. Mempunyai kecerdasan dalam bidang politik, kemiliteran dan pemerintahahnumum
3. Mempunyai keadilan, ketakwaan dan kewara’an.
4. Mempunyai keberanian, rasa tanggungjawab, sabar dan tabah mempertahankan negara dan memerangi musuh
5. Sehat jasmani, rohani dan sosial.

Kepala aNegara itu memiliki keterbatasan-keterbatasan. Yang lebih berperan adalah sistim pemerintahan yang mengacu pada Kedalatan Ilahiyah menuju terwujudnya masyarakat adil dan makmur.

Pengangkatan Kepala Negara dapat dilakukan dengan cara :

1. Pemilihan dan pengangkatan oleh tokoh-tokoh rakyat dan dengan persetujuan rakayat, seperti pada pemilihan dan pengangkatan khalifah Abu Bkar Siddiq.

2. Penunjukan oleh Kepala Negara sebelumnya dan dengan persetujuan rakyat, seperti pada pemilihan dan pengangkatan Umar bin Khaththab.

3. Pemilihan dan pengangkatan oleh tokoh-tokoh rakyat yang ditunjuk oleh Kepala Negara sebelumnya dan dengan persetujuan rakyat, seperti pada pemilihan dan pengangkatan khalaifah Usman bin Affan.

Sebelum menjalankan tugasya, calon Kepala Negara harus dibai’at (disumpah, dilantik). Kepala Negara memiliki beberapa hak atas rakyat :
1. Agar rakyat ta’at kepada Kepala Negara
2.Agar rakyat mena’ati undang-undang negara
3. Agar rakyat membantu Kepala Negara
4. Agar rakyat membela dan mempertahankan negara.

Kekusaaan Kepala Negara hilang :
1. Apabila tidak mampu lagi menjalankan tugasnya sebagai Kepala Negara
2. Apabila menyeleweng dari ajaran Islam

Kepala Negara berkewajiban untuk :
a. Memelihara agama
b. Memutus perkara (menyelesaikan perkara rakyat)
c. Melindungi hukum Allah dan memelihara rakyat
e. Menjaga tapal batas negara
f. Memadamkan pemberontakan
g. Memungut zakat
h. Mengatur penggunaan kas negara (Baitulmal)
i. Mengatur aparat negara.
b. Ahlul Halli wal ‘Aqdi (Lembaga Ulil Amri)
Ahlul Halli wal ‘Aqdi merupakan Lembaga Ulil Amri (lembaga kekuasan rakyat) yang berwewenang mengangkat dan memakzulkan Kepala Negara. Sebutan bagi lembaga Ulil amri adakalanya : Ahlusy-Syura, Ahlul-Ijma’, Ahlul-Ikhtiyar, Ahlul Halli wal ‘Aqdi. Lembaga Ulil Amri ini terdiri dari tokoh-tokoh rakyat dalam bidang agama, ekonomi, pendidikan, pertahanan, dan lain-lain. Anggota Lembaga Ulil Amri haruslah memiliki sifat-sifat seperti :
a. memiliki keadilan
b. memiliki ilmu pengetahuan yang cukup memadai
c. memiliki kebijaksnaan, pandangan luas, akal yang kuat, kecerdikan, penyelidikan yang tjam, pendirian yang teguh.

Islam tidak menetapkan tatacara dalam pemilihan dan pengangkatan Kepala Negara. masalah ini diserahkan kepada ummat untuk menentukannya, asalkan dalam batas-batas yang dibenarkan oleh Islam. Demikian pula dalam pemilihan dan pengangkatan anggota Lembaga Ulil Amri diserahkan kepada ummat untuk menentukan, mengatur dan menetapkannya. Pemilihan anggota Lembaga Ulil Amri dapat bersifat formal maupun informal, langsung maupun tak langsung, sesuai dengan kebutuhan, keadaan, masa dan tempat. Lembaga Ulil Amri berkewajiban untuk :

a. Menjelmakan kehendak rakyat
b. Memusyawarahkan kemashlahatan rkyat
c. Menetapkan sesuatu masalah
d. Mengurus kepentingan rakyat.

Lembaga Ulil Amri berkedudukan sebagai pendamping Kepala Negara untuk bersama-sama memikul amanat yang dipikulkan kepada Kepala Negaraa dalam urusan rakyat. Lembaga Ulil Amri memusyawarahkan hal-hal yang penting bag ummat dalam urusan keamanan negara, angkatan peran, perdamaian, hukum yang tidak ada nashnya, atau nashnya yang tidak jelas.

Islam tidak menentukan tatacara tertentu mengenai pelaksanaan musyawarah. Ia lebih banyak bergantung kepada kepentingn, waktu, situasi, tempat, dan diserahkan kepada kebijaksanaan rakyat. Perbedaan pendapat yang tidak dapat dipulangkan kepada Quran dan Hadits dapat diselesaikan dengan salah satu cara berikut : a. Dengan Tahkim, b. Dengan Referendum, d. Dengan Ketetapan Kepala Negara.
c. Qadhi
Qadhi atau hakim adalahaparat pemerintah pelaksanaan hukum. Pengangkatan aparat pemerintah pelaksanan hukum (hakim, qadhi) pertama kali dilakukan oleh Umar bin Khaththabb pada masa pemerintahannya. Hakim bertugas menyelesaikan persengketaan dan memutuskan hukum dengan seadil-adilnya berdasarkan hukum Allah. Hakim diangkat oleh Kepala Negara.
Hakim haruslah memiliki syarat-syarat berikut : a. laki-laki dewasa, b. Berakal, c. Isla, d. Adil, e. Memiliki pengetahuan tenang Hukum Syara’, f. Baik pendengaran, penglihatan dan ucapan. Meskipun hakim diangkat oleh Kepala Negara, namun ia berhak mengadili Kepala Negara yang berbuat sahalh.
10. Warganegara dan Penduduk Negara
Hak dnKewajibannya
Warganegara dan penduduk negara terdiri dari ummat Islam dan bukan Islam (masyarakat majemuk). Yang bukan Islam terdiri dari beberapa jenis ; a. Ahludz-Dzimmah, b. Mu’abidin, c. Muhadinun, d. Mu’ammamnun, e. Muharibun.

Rakyat memiliki hak dari negara atas : a. Keselamatan jiwa, b. Keamanan hak milik, c. Keamanan kehormatan, d. Keamanan kehidupan pribadi, e. Penolakan kezhaliman, f. Kebebasan amar makruf nahi munkar, g. Kebebasan berkumpul, h. Kebebasan beragama (beribadah), i. Perlindungan terhadap penindasan keagamaan, j. Hanya memberikan keterangan terbatas tentang perbuatan sendiri, k. Kebebasan dari tuduhan dan tahanan, l. Bantuan pemenuhan kebutuhan hidup, m. Perlakuan yang sama.

Rakyat memikul kewajiban terhadap negara untuk :
a. Menta’ati semua praturan yang berlaku
b. Menta’ati penguasa yang berkuasa
c. Mempertahankan negara dan agama
d. Memikul biaya negara
e. Menjaga persatuan
f. Memelihara ketertiban.

Rakyat berkewajiban menta’ati peraturan, penguasa, terbatas hanya dalam hal-hal yang ma’ruf saja.
11. Daerah (wilayah) negara
Negara Islam berdasarkan pada akidah Islamiyah (konsep dan ideologi Islam). Negara Islam bukan negara territorial (daerah) yang berdasarkan pada suku bangsa, batas geografis. Negara Islam bukan negara kebangsaan yang berdasarkan keturunan atau warna kulit.
12. Pendapatan dan Belanja Negara, Keuangan Negara
Sumber Keuangan/kas negara (Baitulmal) terdiri dari :
a. Zakat
b. Sumbangan-sumbangan (infaq, shadaqah)
c. Pungutan wajib (taudhif)

Keuangan Negara digunakan untuk : Memenuhi keperluan jaminan sosial dan pertahanan negara.

Catatan perincian :
Baitulmal (Kantor Bendahara Negara) adalah Lembaga yang mengurus pemasukan dan pengeluaran neara. Sejarah Islam menunjukkan bahwa pada umumnya pemasukan kekayaan negara berasal dari :
- khumsul ganaim, seperlima dari harta rampasan perang
- zakat, 2setengah% dari harta kekayaan dan perniagaan ummat Islam
- kharaj, pajak hasil bumi
- ‘usyur, cukai barang-barang impor
- jizyah, iuran dari non-muslim sebgai imbalan atas keamanan dan perlindungan yang ditermanya dari negara Islam.

Kekayaan negara itu selanjutnya dpergunakan untuk membiayai para qadhi, amir, angkatan perang, pegawai lainnya dan untuk membiayai aneka ragam pembangunan dalam negara seperti pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit, perpustakaan, benteng-benteng, pengairan, danlain-lain.
13. Pertahanan dan Keamanan Negara
Seluruh rakyat berkewajiban membela dan mempertahankan negara dari musuh negara. Seluruh rakyat berkewajibann memikul biaya pertahanan dan keamanan neara. tatacara pertahanan dan pembelaan negara dapat diatur, dsesuai dengan kebutuhan, tuntutan zaman dalam rangka Kedaulatan Ilahiyah. Pertahanan dan pembelaan meliputi :
a. mempertahankan diri, aama, negara
b. memerangi yang merusak perjanjian
c. menghapuskan dan meniadakan fitnah (pemberontakan, pembelotan)
d. menegakkan atuan-aturan agama
e. menghapuskan kemunkaran.

(BKS9712011100)

Senin, 11 April 2011

Memelihara Pusaka Rasulullah 4

Tausiah untuk remaja Islam generasi kini


Memelihara Pusaka Rasulullah (4)
Oleh : Fauziah Sul.

Pada suatu waktu Malaikat Jibril bertanya kepada Rasulullah SAW : Maal ihsaan? Rasulullah menjawab : “Alihsaanu an ta’budallaaha kaannaka taraahu, faillam takun taraahu fainnahuu yaraaka”. Artinya “yang dimaksud dengan ihsaan ialah bahwa engkau beribadah kepada Allah, seolah-olah engkau melihat Allah, karena engkau tidak bisa melihat Allah, tetapi pasti Allah melihat engkau”, artinya segala perbuatan baik yang kita lakukan semata-mata mengharapkan keridhaan Allah itulah dia ihsaan.

Kalau kita tidak merasakan keberadaan Allah dalam segala kegiatan kita, maka terjadilah seperti apa yang terjadi pada Gayus Tambunan yang mungkin sudah terlatih waktu dikantin sekolah, makan kueh 4 dibilang 1, setelah bekerja ditempat yang basah matanya hijau, tergiur dengan banyak pengusaha yang akan dijadikan objek. Hal itu sudah merata terjadi ditengah-tengah masyarakat kita mulai dari akarnya dibawah sampai kepucuk, mulai dari bawahan sampai keatasan sama saja, tidak ada bedanya. Kalau ada yang jujur malah dianggap aneh. Kalau ada yang mrneriakkan kebenaran malah dianggap teroris.

Ketahuilah anak-anakku, Allah Maha melihat apa saja yang kamu lakukan, Allah melihat waktu kamu nyontek, Allah mendengar segala ucapanmu, Allah melihat waktu kamu sembunyi-sembunyi merokok, Allah melihat waktu kamu sembunyi-sembunyi nelpon pacarmu, begitu juga saat kamu berdua-duaan , maka Allah yang ketiganya, dan seterusnya dan seterusnya. Rasulullah mengajarkan kepada kita, beliau bersabda :” Allahumma arinal haqqa haqqa warzuqnat tibaa’ah wa arinal baathila baathila warzuqnaj tinaabah” artinya “Yaa Allah perlihatkanlah kepada kami bahwa yang benar itu benar, dan beri kami kemampuan untuk mengikutinya dan perlihatkanlah kepada kami bahwa yang salah itu salah dan beri kami kemampuan untuk menjauhinya. . Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.

Apakah yang dimaksud dengan Alhaq? Firman Allah dalam surat 2/ 147 berbunyi :” Alhaqqu mir rabbik falaa takuunanna minal mumtariin “. Artinya : “ Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka janganlah kamu termasuk orang yang ragu “. Begitu juga firman Allah dalam surat 2/2 yang artinya “ Itulah Al Qur an yang tidak ada keraguan didalamnya”. Inilah ‘Ilmu Allah yang harus kita pelajari. Kitab suci terdahulu, yaitu kitab Zabur yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud Alaihis sallam, Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa ‘Alaihis Salaam, Kitab Injil Yang diturunkan Allah kepada Nabi ‘Isa ‘Alaihis Salaam, semuanya itu tidak ada lagi yang murni, karena sudah banyak yang hilang, sudah diselewengkan oleh orang yang kafir kepada Allah dan Rasulnya, mana yang cocok dengan selera mereka, dipakai tapi kalau sudah tidak cocok mereka buang. Berbeda dengan Al Qur an, bermacam-macam usaha orang non Islam untuk memusnahkan Al Qur an, atau untuk merobahnya, namun usaha mereka itu selalu gagal, karena memang sudah dijamin oleh Allah sebagaimana firmanNya dalam surat 15/9 yang berbunyi :

“ In Innaa nahnu nazzalnazh zhikra wa innaa lahuu lahaafizhuun”. Artinya : “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan AlQur an dan Kamilah yang memeliharanya”. Disamping itu umat Islam banyak yang hafal Al Qur an 30 juz, sehingga kalau ada yang berusaha untuk merobah satu huruf saja dari Al Qur an, cepat ketahuan dan cepat dimunahkan. Sebagaimana yang sudah dijelaskan tadi bahwa Al Qur an merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa, juga petunjuk bagi seluruh manusia sebagaimana firman Allah da;am surat 2/185 yang berbunyi :” Syahru ramadhaanal lazhii unzila fiihil Qur aana hudal linnaasi wabayyinaatum minal hudaa wal furqaan”. Artinya “ Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya Al Qur an menjadi petunjuk bagi manusia dan keterangan yang nyata dari petunjuk dan sebagai pembeda antara yang hak dan yang bathil”.
Kalau kita perhatikan keadaan umat Islam Indonesia, sebahagian besar mereka itu adalah Islam keturunan atau Islam tradisi. Mereka sudah cukup puas dengan bisa membaca Al qur an tanpa bisa memahami maksud dan tujuan ayat-ayatnya, bahkan mereka hanya hapal Al Qur an tapi tidak bisa membacanya. Inilah potret umat Islam Indonesia, mereka selalu terbelakang, karena meninggalkan kitab sucinya. Pada hal Al Qur an itu merupakan Ilmu Allah yang diturunkan untuk manusia agar mereka dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dalam kehidupan ini.

Orang –orang diluar Islam banyak yang bisa menimba Ilmu dari Al Qur an. Tapi karena mereka tidak beriman kepada Allah dan tidak beriman kepada hari akhirat. Maka akibatnya kehidupan mereka tidak seimbang (pincang). Mereka bisa meraih kebahagiaan dunia, kemajuan dalam segala bidang, tapi mereka , tidak akan bisa meraih kebahagiaan di-akhirat kelak. Bagi mereka dunia adalah segala-galanya, bagaimana mendapat untung sebanyak-banyaknya, tidak peduli halal atau haram, apakah merugikan orang atau tidak, kalau bisa orang lain tidak memperoleh apa-apa. Simak firman Allah dalam surat 2/200 yang berbunyi : “ Faminan naasi may yaquulu rabbanaa aatinaa fid dunya wamaa lahuu fil aakhirati min khalaaq “. Artinya : “ diantara manusia ada yang berkata ya Tuhan kami, berilah kami (kebahagiaan) di dunia, maka tidak ada bahagian mereka diakhirat kelak.


Sangat disayangkan umat Islam Indonesia, karena mereka telah banyak yang meninggalkan kitab sucinya, mereka malas membacanya, malas untuk memahaminya apalagi menyebarkan dan memperjuangkannya. Malas adalah nerupakan penyakit hati. Ada beberapa penyakit hati yang harus kita jauhi. Untuk ini Rasulullah mengajarkan do’a kepada kita agar kita terhindar dari penyakit tersebut. Beliau bersabda “Allaahumma in nii a’uu zhubika minal hammi, wal hazani, wa a’uuzhubika minal ‘ajazi wal kasali, wa a’uuzhubika minal bukhli wal jubni, wa ghalabatid daini wa qahrir rijaal. Artinya :” Ya Allah aku berlindung kepada Mu dari perasaan ragu-ragu dan perasaan sedih yang tidak bisa dibendung,, dan aku berlindung kepada Mu dari lemah dan malas, dan aku berlindung kepada Mu dari pengecut dan bakhil, dan berlindung kepada Mu dari lilitan utang dan bahaya intimidasi”.

Jadi ada 8 macam penyakit hati seperti tersebut diatas. Untuk menjauhinya kita harus berlindung kepada Allah, karena dengan pertolongan Allah kita bisa terhindar dari penyakit tersebut. Apakah cukup dengan berdo’a saja? Lalu kita terhindar dari penyakit tersebut? Tidak anak-anakku. Orang pembangkang (kafir) tidak melaksanakan perintah Allah dan tidak menjauhi larangan Nya, maka do’anya tidak akan dikabul oleh Allah.

Penyakit ragu-ragu adalah satu tanda bahwa orang itu tidak beriman kepada Allah. Allah berfirman dalam surat 49/15 berbunyi “ Iyartnnamal mu’minuunal lazhiina aamanuu billaahi warasuulihii tsumma lam aabuu wajaahaduu biamwaalihim waanfusihim fii sabiilillaah, ulaaika humush shaadiquun”. Artinya : Sesungguhnya orang-orang beriman adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul Nya kemudian tidak ragu ( kepada kebenaran ), dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka fi sabilillah, mereka itulah orang yang benar imannya. Kalau orang ragu, bila disampaikan kepadanya kebenaran, dia mikir-mikir dulu, susah untuk mengambil keputusan . tapi kalau orang beriman, kalau disampaikan kepadanya kebenaran dia akan berkata “sami’naa wa atha’ naa”. Artinya kami dengar dan kami patuhi”.

Rasa kesedihan adalah manusiawi, tapi kalau sedih yang tidak bisa dibendung itu pertanda lemahnya iman, tidak sabar. Misalnya ditinggal mati oleh orang tuanya, seola-olah dunia akan kiamat, putus tali tempat bergantung, seolah-olah kalau tidak ada orang tuanya tidak ada yang akan membiayai hidupnya. Pada hal Allahlah yang memberi rezki kita, bukan orang tua.

Malas adalah sifat yang harus dijauhi oleh anak muda, karena sifat malas menghambat kemajuan. Malas bikin PR malas belajar ya tidak naik-naik kelas, malas shalat jadi pembangkang (kafir ), karena kata Rarasulullah SAW“ Siapa-siapa yang meninggalkan Shalat dengan sengaja , maka kafirlah dia”. Malas mandi,malas bekerja dan lain-lain. Kalau sudah malas segalanya, akibatnya menjadi orang yang lemah, lemah aqidahnya, lemah kecerdasannya, lemah ekonominya dan seterusnya dan menghambat kemajuan.

Bakhil adalah sumber kemiskinan. Sabda Rasulullah SAW : “ setiap pagi ada dua malaikat turun, yang satu berdo’a ; yaa Allah gantilah harta orang yang suka berinfaq, dan malaikat yang satu lagi berdo’a yaa Allah musnahkanlah harta orang yang bakhil”.Firman Allah dalam surat 3/180 berbunyi : “ Laa yahsabannal lazhiina yabkhaluuna bimaa aataahumullaahu min fadhlihi hua khairul lahum bal huwa syarrul lahum, sayuthawwaquuna maa bakhiluu bihii yaumal qiyaamati. Artinya : “Janganlah mengira orang-orang yang bakhil, dengan karunia yang telah diberikan Allah kepada mereka itu baik bagi mereka, bahkan apa yang mereka bakhilkan itu buruk bagi mereka, nanti diakhirat apa yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan keleher mereka. Di dunia mereka akan merugi apalagi diakhirat. Sedangkan orang yang dermawan Allah memberikan perumpamaan, bagaikan menanam satu biji, biji itu akan menumbuhkan tujuh ranting, dan setiap ranting menghasilkan 100 biji. Simak surat 2/261 ( PR ).

Pengecut adalah sifat yang tidak pantas dimiliki oleh angkatan muda karena sifat pengecut dimiliki oleh orang yang tidak PD. Orang yang pengecut sudah keok sebelum berlaga. Apa yang mau dikerjakannya dia sudah takut duluan. Orang yang percaya diri, dia bukannya mengandalkan kemampuan dirinya saja, bahkan dia merasakan bahwa dia tidak berarti apa-apa tampa bantuan Allah. oleh sebab itu dia berusaha maximal dan kemudian dia bermohon kepada Allah agar usahanya berhasil. Kemudian bertawakkal kepada Allah.

Kebiasaan berutang adalah kebiasaan yang buruk. Kadang-kadang orang yang suka berutang, tidak membutuhkan barang yang dia utangi, tapi karena melihat orang banyak yang beli, akhirnya dia ikut beli dengan berutang, karena tidak punya uang, bahkan dia merasa ketinggalan kalau tidak seperti temannya. Kalau penghasilan lebih tinggi dari standar mungkin tidak ada masalah., apalagi kalau tukang kriditnya rentenir. Bunga berbunga setiap bulan bunganya semakin timggi. Kalau sudah nunggak sekali dua kali, alamat bahaya lilitan utang semakin nyata. Semua barang berharga sudah dikumpulin untuk bayar utang namun tidak mencukupi, akhirnya rumah ikut jadi kurban.

Bahaya intimidasi. Misalnya seorang yang suka menanam Budi, suka menolong orang, tapi tidak ikhlas. Satu masa dia melakukan satu perbuatan tidak senonoh kepada dirinya. Tapi karena sudah berutang budi kepadanya, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena takut akan diintimidasi oleh orang tadi, sehingga dia tidak bisa menyampaikan kebenaran. Inilah yang kita mohonkan perlindungan kepada Allah agar terhindar dari bahaya intimidasi. Demikianlah 8 penyakit hati yang harus kita mohonkan perlindungan kepada Allah, semoga kita tidak terjebak dari bahayanya.

Wallaahu a’lam bishshwaab.

Bekasi Sabtu 5 Maret 2011 21 30.

Memelihara Pusaka Rasulullah 3

Tausiah untuk remaja Islam generasi kini

Memelihara Pusaka Rasulullah (3)
0leh Fauziah Sul

Ayat Al Qur an yang pertama sekali turun adalah surat Al ‘Alaq ayat 1-5. yang berbunyi :”iqra’ bismi Rabbikal lazhii khalaq, khalaqal insaana min ‘alaq, iqra’ wa Rabbukal akram, allazhii ‘allama bilqalam, ‘allamal insaana maa lam ya’lam”. Artinya “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan, yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dengan nama Tuhanmu yang mulia, yang telah mengajar manusia menulis dengan pena, yang mengajarkan apa-apa yang tidak diketahuinya”

Ayat ini turun waktu Rasulullah berada digua Hira. Waktu itu Rasulullah sedang bertahannus (mendekatkan diri kepada Allah) . Beliau sedang merenungkan kaum beliau yang masih jahiliyah. Pada saat itu Jibril datang membawa wahyu pertama yang menyuruh beliau membaca, pada hal saat itu beliau adalah ummi (tidak tahu tulis baca).. Beliau menjawab “maa anaa biqari” artinya “saya tidak tahu tulis baca”. Lalu beliau dipeluk keras-keras dan dilepaskan. Lalu memerintahkan kembali : iqra’ beliau menjawab seperti tadi, sampai tiga kali Jibril mengulangi permintaannya. Kemudian Jibril membacakan ayat seperti diatas. Setelah membacakan ayat terakhir, malaikat Jibril pergi, dan meninggalkan beliau sendirian dalam keadaan ketakutan. Beliau segera pulang kerumah istrinya Khadijah RA sambil berucap ; zamiluunii, zamiluunii (selimuti aku selimuti aku). Lalu Khadijah menyelimuti beliau sampai rasa dinginnya hilang, lalu beliau menceritakan apa yang terjadi di Gua Hira dan berkata : aku takut atas apa yang terjadi pada diriku. Lalu Khadijah menjawab menghibur suaminya. Kau tak usah takut, tapi gembirakanlah hatimu, karena setahuku, demi Allah ,tidaklah Allah akan mengecewakanmu selama-lamanya. Karena engkau adalah suka menghubungkan kasih sayang, suka memikul beban berat, menghormati tamu suka membantu orang yang sedang kesulitan, dan suka membantu orang yang menegakkan kebenaran.

Ketahuilah anak-anakku, untuk dapat memahami Islam, kita harus bisa membaca, bukan saja bisa membaca tulisan, tapi juga harus bisa membaca lingkungan, bisa membaca situasi lingkungan sekitarnya. Pada saat itu beliau Muhammad Rasulullah resmi diutus menjadi Rasul, utusan Allah untuk menyampaikan Risalah Allah kepada umatnya. Ayat pertama turun adalah memerintahkan agar unat Islam harus bisa membaca , ayat yang meragnsang minat baca umat Islam, umat Islam tidak boleh bodoh.

Dalam menuntut ilmu harus ada rasa ketergantungan kepada Allah. Berapa banyak angkatan muda kita, karena mereka haus ilmu, tapi tidak ada rasa ketergantungan kepada Allah, akibatnya mereka rela mengorbankan aqidah mereka karena diiming-imingi dengan bea siswa, dengan fasilitas yang wah, akhirnya mereka terjebak dengan ideologi sesat

Anak-anakku, jadikanlah Al Qur an sebagai bacaanmu setiap hari , karena Al Qur’an artinya adalah bacaan.dengan moto : “Tiada hari tanpa baca Al Qur an”. Biasakanlah membaca Al Qur an dari sekarang, mulai dari Al Fatihah sampau juz ‘Amma secara berurutan. Kalau sudah khatam ulangi lagi dan lanjutkan dengan membaca terjemahannya. Apakah membacanya dua kali sehari sesudah shalat shubuh dan sesudah shalat ‘isya . Jangan terbawa arus dimana anak muda sekarang bacaannya komik yang penuh dengan gambar-gambar tak senonoh. Allah sudah menyediakan untuk kita Kitab Suci untuk kita baca, kitab yang merupakan pedoman dalam hidup kita, sebagai solusi dalam segala permasalahan yang kita hadapi dalam hidup kita didunia ini. Anehnya umat Islam terutama umat Islam Indonesia (umat Islam terbanyak didunia) malah meninggalkan Al Qur”an dan sunah Rasul. Mereka meninggalkan Kitab Sucinya bahkan mereka alergi dengan Al Qur’an. Kenapa terjadi hal yang seperti ini? Karena mereka tidak mau membaca Al Qur’an dan tidak mau mempelajarinya mereka mencukupkan apa yang mereka terima tentang Islam dari tradisi nenek moyang mereka tanpa menyelidiki kebenarannya. Kalau ada umat Islam yang menyerukan kebenaran, mereka paling duluan menolaknya, mereka gigih memperjuangkan kebathilan. Inilah yang terjadi anak-anakku. Apakah situasi seperti ini akan kalian biarkan berlarut-larut? Apakah kalian tidak terpanggil untuk memperjuangkannya sayang? Wahai anak-anakku, kami sudah tua renta, tenaga sudah lunglai, kalianlah yang kami harapkan untuk bisa memahami, menghayati, mengamalkan, mengajarkan, menyebarkan, memelihara dan memperjuangkan Islam lii’laai kalimatillah, untuk meninggikan agama Allah.

Angkatan muda masa kini, adalah angkatan muda yang penuh dengan tantangan. Ada tantangan dari dalam dan ada tantangan dari luar. Tantangan dari dalam misalnya malas, malas membaca bahkan tidak ada minat baca sama sekali. Juga karena kemiskinan. Minat baca ada, tapi karena kemiskinan mereka kalah bersaing dengan anak-anak muda yang orang tuanya kaya. Bagi mereka tersedia segala fasilitas teknologi tinggi., sedangkan yang miskin tidak mampu menjangkaunya. Hal ini juga tidak boleh kita biarkan berlarut-larut. Dalam Islam tidak ada jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin. Yang kaya harus membantu yang miskin dan yang miskin membantu yang kaya dengan do’a, sehingga antara yang kaya dengan yang miskin ada rasa kebersamaan, sehingga mereka dapat bersama-sama menimba ilmu tanpa adanya persaingan. Ada lagi tantangan dari luar yaitu tantangan dari kelompok diluar Islam, apakah itu Yahudi, Nasrani,dan kelompk-kelompok sesat lainnya terutama kelompok syetan yang sudah berjanji kepada Allah untuk menyesatkan manusia sampai hari kiamat. Bermacam-macam usaha mereka lakukan , agar angkatan muda Islam dijauhkan dari Islam itu sendiri. Berapa banyak angkatan muda kita mereka haus ilmu, tetapi karena kemiskinan, mereka rela mengorbankan ‘aqidah mereka karena diiming imingi dengan bea siswa dengan fasilitas yang wah wah. Akhirnya mereka terjebak dengan aliran sesat dan menyesatkan. Kenapa terjadi hal yang seperti itu? Pertama , karena orang kaya tidak ada kepedulian kepada yang miskin, kedua karena tidak ada rasa ketergantungan kepada Allah akhirnya terjebak dengan jeratan setan la’natullah berupa aliran-aliran sesat yang menjamur di tanah air kita. Belum lagi masalah-masalah yang kelihatannya kecil, tapi akibatnya sangat fatal. Misalnya merokok, mulanya sekedar belajar mengikuti teman merokok. Sebatang dua batang dan akibatnya belum terasa, namun lama kelamaan berobah kepada narkoba. Kalau sudah begitu dana transportasi dan SPP ludes untuk beli narkoba, mulailah sekolahnya terganggu. Dari rumah dia berangkat sekolah, dan pulang pas kalau jam pelajaran sudah bubar. Kalau sudah kecanduan narkoba, tidak mencukupi lagi dari dana transportasi dan SPP, maka berkembang mencuri uang orang tua , bahkan apa yang ada dirumah ikut jadi korban. Tidak cukup sampai disitu lalu berkembang menjadi pengedar narkoba, karena dengan itu dapat memenuhi kecanduannya kepada narkoba.

Masalah yang sangat gencar saat ini, adalah bagaimana usaha mereka untuk merusak pemuda-pemuda Islam yang cerdas, mereka menyerbu sekolah-sekolah Islam, bahkan mereka tidak segan-segan menyelusup ke pesntren-pesantren. Bukan orangnya yang menyerbu, tapi ideologinya yang menyelusup ke sekolah-sekolah Islam dan pesantren yaitu dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, seminar-seminar dan lain-lain seumpamanya, dengan dalih teknologi tinggi dan bagaimana Islam ini bisa maju dan tidak ketinggalan zaman, maka berkembang biaklah ideologi sesat seperti Islam liberal (semua agama sama, bebas bergaul antara laki-laki dan perempuan, pergaulan mereka tanpa batas, menghalalkan perkawinan lintas agama, menghalalkan perkawinan sejenis,, laki-laki nikah sesama laki-laki (homo) dan perkawainan perempuan sesama perempuan (lesbian). Mereka mendidik pemuda-pemuda Islam yang cerdas untuk merusak Islam itu sendiri dari dalam. Itulah yang terjadi anak-anakku. Apakah kalian akan tinggal diam saja? Kita bukannya tidak boleh menikmati teknologi tinggi, bukannya tidak boleh meraih kemajuan, tapi bagaimana teknologi tinggi dan kemajuan itu dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah, dapat memajukan masyarakat kita, mensejahterakan masyarakat kita dan meninggikan agama kita, bukannya untuk menghancurkan Islam. Allah bertanya “afalaa tatazakkaruun”, artinya “apakah tidak kamu fikirkan”? Wahai anak-anakku, bangunlah Islam dalam dirimu, amalkanlah, sebarkan dan perjuangkan sampai titik darah terakhir. Jangan biarkan dirimu dilindas oleh teknologi tinggi, oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Semoga perjuangan kita diridhai oleh Allah SWA. Aamiin yaa Rabbal ‘Aalamiin.Wallahu A’lam bishshawaab.

Bekasi 3 Maret 2011 0930.

emelihara Pusaka Rasulullah 2

Tausiah untuk remaja Islam generasi kini

Memelihara Pusaka Rasulullah (2)
Oleh : Fauziah Sul

Al Quran adalah merupakan informasi dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW melalui Jibril, kemudian Rasulullah menyampaikan kepada para sahabatnya, dari para sahabat diteruskan kepada tabiin dan dari tabiin diteruskan kepada tabiin-tabiin dan dari tabiin-tabiin ke tabiin tabi’in dan seterusnya dan seterusnya sampai kepada kita saat ini. Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, karena kita memperoleh pusaka Rasulullah yang kekal abadi kalau kita bisa memeliharanya dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya sekedar wacana. Yaa Allah berikanlah kemudahan kepada kami dan keluarga kami serta anak cucu kami serta generasi penerus kami untuk mengamalkannya, memeliharanya, meninggikannya dan memperjuangkannya selama hayat kami. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin

Al Qur an adalah merupakan informasi dari Allah yang harus kita ikuti da taati , karena Dialah yang menciptakan kita, Dialah yang menciptakan ‘alam semesta ini, Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang merupakan sarana dalam kehidupan kita. Dia mengetahui kondisi kita, mengetahui segala situasi yang kita hadapi dalam hidup ini. Dia mengetahui apa yang sedang kita lakukan dan yang akan kita lakukan, pokoknya Dia mengetahui segala sesuatu, maka Dia turunkan melalui Al Quran perintah-perintah yang harus kita kerjakan dan menurunkan larangan-larangan yang harus kita jauhi.

Kalau kita diperintah, itu bukan untuk Allah, tapi untuk kebaikan kita sendiri. Misalnya kita diperintah shalat. Dengan shalat yang khusyu’ dan dengan niat yang ikhlas semata-mata mengharapkan ridha Allah dengan cara-cara yang dicontohkan Rasulullah, maka shalat kita itu bisa mencegah perbuatan keji dan yang mungkar. Simak firman Allah dalam surat 29/45 yang berbunyi : “innashshalaata tanhaa anil fahsyaai wal munkar”. Artinya : “sesungguhnya shalat yang benar, dapat mencegah perbuatan keji dan munkar”. Begitu juga kalau kita dilarang, itu adalah untuk kebaikan kita juga. Misalnya kita dilarang mengkonsumsi miras dan sejenisnya. Kenapa kita dilarang? Karena dengan mengkonsumsi miras dan sejenisnya bisa merusak organ-organ tubuh kita, yang mengakibatkan kehilangan kesadaran sehingga kita tidak bisa berpikir secara jernih. Bila seseorang sering mabuk karena mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya, maka tidak ada lagi perbedaan baginya antara halal dan haram, tidak ada perbedaan antara jual beli dengan riba, tidak ada lagi perbedaan antara nikah dengan zina, semuanya sama saja.

Jadi dengan melaksanakan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya akan menjadi manusia yang bertaqwa yang keyakinannya kokoh dan ibadahnya mantap. Pertanyaannya apakah tidak pantas kalau kita hanya menyembah dan beribadah hanya kepada Nya saja? Tidak boleh menyekutukan Nya dengan yang lain? Simak firman Allah dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi “Iyyaaka nabudu waiyyaaka nastaiin”. Artinya “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami minta tolong”. Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa kita harus menyembah dulu kepada Nya baru sesudah itu kita minta tolong kepada Nya. Jadi kalau orang tidak shalat, tapi rajin berdo’a maka pantas doanya tidak dikabul.

Disamping perintah dan larangan, dalam Al Quran terdapat kisah-kisah para Rasul untuk kita jadikan perjalanan hidupnya sebagai uswatun hasanah sebagai teladan yang baik ada juga kisah orang–orang shaleh seperti Lukmanul Hakim dan ada juga kisah orang-orang durhaka atau sombong seperti kisah Qarun dan Haman agar kita menjauhi sifatnya yang congkak dan semua permasalahan ada solusinya dalam Al Qur an.

Dalam Al Qur’an Allah menyampaikan perintah dan larangan secara garis besarnya saja , misalnya perintah shalat. Allah befirman : “aqiimushshalaata waatuzzakaata”, artinya “dirikanlah shalat dan tunaikan zakat”. Bagaimana caranya? Al Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Cara shalat dicontohkan Jibril kepada Rasulullah, mulai dari cara beruduk ampai kepeda cara shalat, bacaan-bacaannya rukun dan syaratnya dan lain-lainnya, lalu Rasulullah mencontohkannya kepada para shahabat, lalu para shahabat mencontohkannya kepada para tabiin, lalu para tabiin mencontohkannya kepada tabiit-tabiin, tabiit-tabiin mencontohkannya kepada tabiit-tabiin dan seterusnya dan seterusnya, sampai kepada kita saat ini. Rasulullah bersabda : “shalluu kamaa raaitumuuni ushalli”, artinya : “shalatlah kamu seperti aku shalat”. Jadi kita menunaikan perintah shalat harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi, harus persis seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah SAW “Fainna khairal haditsi kitaabullah wa khairal hadyi hadyu Muhammadin SAW, wasyarral umuuri muhdatsaatuhaa, wa kulla bidh’atin dhalaalatun”, rawaahu Muslim. Artinya : “Sesungguhnya seba-baik keterangan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW , dan sejahat-jahat sesuatu adalah yang serba baru ( yang diada-adakan ) yang tidak berasal dari agama, dan tiap-tiap bid’ah adalah sesat. Dalam riwayat yang lain dikatakan : “wa kullu bidhatin dhalaalatun, wa kullu dhalaalatin fin naar”. Artinya : tiap-tiap yang diada-adakan adalah sesat, dan tiap-tiap yang sesat di neraka”.

Ketahuilah anak-anakku, bahwa kehidupan yang akan kita lalui bukanlah semata-mata kehidupan dunia saja, tapi ada lagi kehidupan yang lain yaitu kehidupan akhirat. Tidak ada makhluk Allah yang kekal abadi, yang kekal abadi hanyalah Allah SWT saja. Kapan kita akan dipanggil Allah, tidak ada yang tahu, entah besok entah lusa, seminggu lagi sebulan atau tahun depan? Hanya Allah yang tahu. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati sewaktu kita masih hidup ini, karena apa saja yang kita lakukan pada waktu kita hidup, semuanya akan dipertanggung jawabkan kepada Allah nanti diakhirat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dunia adalah merupakan jembatan untuk menuju akhirat, apa yang kita tanam didunia akan kita petik hasilnya di akhirat. Amal baik yang sering kita lakukan didunia seperti shalat yang benar yang kita lakukan karena melaksanakan perintah Allah, dengan niat yang ikhlas karena mengharapkan keridhaan Allah bukan karena takut kepada orang tua, atau kepada guru, atau ingin dipuji dan lain-lain. Disamping itu harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah akan dibalas nanti di akhirat dengan kebaikan pula yaitu mendapatkan tempat disurga. Kalau kita tidak ikhlas dalam beramal dan tidak mengikuti contoh Rasil, maka amal kita tidak ada nilainya disisi Allah Begitu juga sebaliknya bila kita lebih sering melakukan perbuatan tercela, disamping tidak menunaikan perintah Allah, seperti tidak shalat atau ada shalat tapi tidak sesuai dengan yang dicontuhkan Rasul, juga melanggar larangan Allah seperti menipu, makan kueh empat ngakunyqa satu, bohong belum shalat dibilang sudah shalat, mengkonsumsi miras, pacaran berduaan laki-laki dan perempuan, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang buruk yaitu mendapatkan tempat di neraka. Na’uuzhubillhi min zhaalik

Anak-anakku, kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang sementara, hanya seperti tempat singgah sebentar saja, dedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi . Perbandingan waktu antara akhirat demgan dunia adalah satu hari diakhirat sama dengan seribu tahun didunia. Bayangkan anakku bagimana kalau kita mendapat tempat di neraka? Dan bagaimana pula kalau mendapat tempat disurga? Satu sa’at pernah sahabat Rasulullah ‘Umar Ibnul Khaththaab Radhiyallahu’anhu dilihat oleh sahabat lain ‘Umar tertawa sendirian, kemudian idak lama sesudah itu ‘Umar menangis berurai air mata. Melihat hal yang seperti itu sahabat tadi bertanya, apa yang terjadi pada dirimu hai sahabatku? Sahabat Umar menjawab aku tertawa karena bersukur kepada Allah karena aku telah masuk Islam dan aku menangis karena teringat perbuatanku pada masa jahiliyah semua amalku tidak ada nilainya disisi Allah karena aku musyrik dan betapa kejamnya aku telah menguburkan anakku yang perempuan hidup-hidup. Begitulah kehidupan sahabat Rasulullah ,yang telah dijamin masuk surga masih menangisi amalnya pada masa jahiliyah. Bagaimana dengan kita? Semoga dapat kita jadikan sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik) dalam kehidupan kita..nsya Allah.Wallahu a’lam bishshawaab.


Bekasi 1 Maret 2011 14.30

Memelihara Pusaka Rasulullah 1

Tausiah untuk remaja Islam generasi kini

Memelihara Pusaka Rasullullah (1)
Oleh : Fauziah Sul
Anak-anakku.

ALLAH sudah menurunkan tuntunan kepada kita yaitu kitab suci Al Quran dan sunnah rasul Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana sabda Rasululullah SAW “taraktu fiikum amraini, izhaa intamassaktum bihimaa lan tadhillu abadaa”. Artinya Aku tinggalkan untukmu dua hal, bila kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak kan tersesat selama-lamanya. Kedua inilah yang harus kita pelajari dari sumber yang asli. Janganlah kita ikut-ikutan saja, mengikuti tradisi orang tua kita, apa yang sudah kita peroleh dari orang tua itulah yang diamalkan seumur hidup, tanpa mau mempelajari apakah yang disampaikan orang tua kita itu benar atau salah..

Yang seperti ini tidak bisa dipertanggung jawabkan, karena semua itu akan dipertanggung jawabkan kepada ALLAH nanti di akhirat, sebagaimana firman ALLAH dalam surat 16/36 yang berbunyi ”walaa taqfu maa laisa laka bihi ‘ilmun, innassam’a walbashara wal fuaada kullu ulaaika kaana ‘anhu masuulaa”. Yang artinya janganlah kamu mengikuti sesuatu tampa kamu mengetahui ‘ilmunya, karena sesuatu yang kamu lakukan akan diminta pertanggung jawabannya (di akhirat). Menuntut ‘ilmu adalah wajib sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW : “Thalabul ‘lmi fariidhatun ‘alaa kulli muslimin wamuslimatin” , artinya menuntut ‘ilmu itu wajib bagi setiap muslim, laki-laki maupun perempuan apalagi ‘ilmu agama, karena ‘ilmu agama dapat menyelamatkan pelakunya baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat.

Kalau kita hanya mengikuti saja apa kata orang tua tanpa mau menyelidiki kebenarannya, maka kehidupan kita akan kacau. Sabda Rasulullah SAW : Man araadad dunyaa falahu bil’ilmi, waman araadal aakhirata falahuu bil’ilmi waman araadahumaa falahu bil ‘ilmi. Artinya Siapa-siapa yang mencari kebahagiaan dunia, harus dengan ‘ilmunya dan siapa-siapa mengharapkan kebahagiaan akhirat dia bisa meraihnya kalau tahu ilmunya dan siapa-siapa yang ingin merih kebahagiaan dunia dan akhirat dia bisa meraihnya kalau mengerti ‘ilmunya. Misalnya saja seseorang ingin bikin kueh, tapi semua bahan yang ada diaduk tanpa tahu takarannya, apa yang akan terjadi ? Apa itu tidak kacau ?. Mungkin kuehnya bantat, atau keliwat manis dan sebagainya.

Demikian pula ilmu akhirat. Si Anis ingin agar dia kelak berbahgia di akhirat, hartanya banyak, rajin membantu anak yatim, naik haji tiap tahun, tapi tidak pernah shalat. Atau mungkin dia rajin shalat, saking rajinnya, dia shalat subuh lima rakaat, karena dia merasa badannya masih segar, lalu shalat ‘ashar 2 raka’at, karena merasa lelah dan capek. Apakah dia bisa meraih apa yang dia inginkan yaitu masuk surga? Mustahil dia bisa meraih apa yang dia inginkan.

Oleh sebab itu mari kita berlomba untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, tentu saja dengan ilmunya , kalau ingin pintar bikin kueh, ya harus belajar bagaimana caranya bikin kueh atau baca buku resep kueh yang dikarang oleh orang yang pintar bikin kueh, jangan asal beli buku yang belum jelas keabsahannya.. Kalau asal beli lalu peraktek sendiri bikin kue dirumah tanpa ada yang membimbing, bisa jadi kuehnya bantat, kuehnya gosong karena apinya terlalu besar. Begitu juga kalau ingin hidup bahagia di akhirat yaitu mendapat tempat di surga, ya harus tahu ‘ilmu agama.

Untuk belajar agama harus dari sumbernya, yaitu Alquran dan Assunnah Rasulullah Muhammad SAW dari haditsnya yang shahih. Bagaimana metode Rasulullah dalam membina para shahabatnya sehinnga menjadi pribadi yang tangguh, aqidahnya kokoh dan ibadahnya mantap, sehingga tidak mudah digoyahkan oleh ujian dan penderitaan yang silih berganti, seperti sahabat Bilal Bin Rabah yang begitu tabah dalam penderitaannya waktu majikannya memukuli dan menghimpit badannya dengan batu besar pada saat terik panas mata hari ditengah hari, karena tidak mau mempertuhankan berhala Lata dan ‘Uzza, dan tetap mengucapkan AHAAD AHAAD, yang artinya ESA, ESA.

Dan begitu juga sahabat- sahabatnya yang lain.. Firman ALLAH dalam surat 3/164 yang berbunyi ; laqad mannallaahu ‘alal mu’miniina izh ba’atsa fiihim rasuulan min anfusihim yatluu ‘alaihim aayaatihii wayuzakkiihim wayu’allimu humul kitaaba wal hikmata, wain kaanuu min qablu lafii dhalaalim mubiin. Artinya ; Sungguh ALLAH telah memberi karunia kepada orang- orang mukmin, ketika ALLAH mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah_tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat_ayat Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka ayat-ayat Al Quran dan hikmah (assunnah ), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata Jadi metode Rasulullah dalam membimbing para sahabat adalah dengan : 1. Membacakan ayat-ayat ALLAH (Al Quran) kepada para sahabatnya. 2. Menyucikan hati mereka yang terkenal dengan istilah tazkiyatu nafs, artinya menyucikan hati para sahabatnya dari dosa–dosa syirik dan prilaku jahiliyyah 3. memberikan teladan yang baik krpada sahabatnya, berupa perkataan, perbuatan dan ketetapannya, dalam segala aspek kehidupan.

Anak-anakku.

Al Qur an adalah merupakan pedoman hidup kita segala permasalahan kehidupan ada solusinya, yang apabila kita baca merupakan ibadah kita kepada ALLAH, bila kita tertatih-tatih dalam membaca Al Quran,maka ALLAH akan memberikan dua kebaikan dan bila kita lancar membacanya maka ALLAH akan memberikan 10 kebaikan.. dan harus kita pahami maksudnya agar kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita sebagai manusia tak luput dari kesalahan maka bila kamu bersalah bersegeralah mohon ampun kepada ALLAH sebagaimana firman ALLAH dalam surst 3/ 135 yang berbunyi : Waizhaa fa’aluu faahisyatan aw zhalamuu anfusahum zhakarullah, fastaghfaruu lizhnuubihim, wamay yaghfiruzh zhunuuba illallah walam yusirruu ‘alaa maa fa’alu wahum ya’lamuun.Artinya ; Bila mereka melakukan suatu perbuatan dosa mereka ingat kepada ALLAH dan mohon ampun kepada NYA.,jadi dosa itu tidak ditumpuk, tidak ditunggu Ramadhan atau lebaran baru minta ampun baik kesalahan kepada manusia apalagi dosa kepada ALLAH..Demikianlah anak-anakku PUSAKA RASULULLAH yang ditinggalkannya untuk kita pelajari, kita pahami dan kita ‘amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, Bila sudah bisa mengamalkan kita dituntut untuk mengajarkannya dan bisa menegakkan dan memperjuangkannya lii’laai kalimatillah artinya untuk meninggikan agama ALLAH.

Wallahu a’lam bishshawaab.

Bekasi 23 Februari 2011 0900.

Rizki dari Allah

Rizki dari Allah itulah yg lebih baik.
Oleh : Fauziah Sul

Saudaraku, banyak diantara teman2 kita yg berusaha untuk mencari rizki tanpa mengenal lelah. Sebelum subuh sudah meninggalkan anak istri, berangkat pagi ,anak masih tidur waktu pulang malam anak sudah tidur,sehingga anak jarang ketemu ayahnya, pergi bekerja untuk mencari rizki . Sampai ditempat kerja lansung menghadapi pekerjaan tanpa ada tegur sapa dengan rekan2 dan anak buah. Bahkan kadang2 tidak segan2 sikut sana sikut sini;hak teman atau hak anak buah sendiri disikat juga tampa memikirkan apakah itu halal atau haram.. Seharusnya dia berusaha untuk memperjuangkan nasib teman dan anak buahnya, karena tampa bantuan teman dan anak buahnya dia tidak kan bisa sukses. Saudaraku, ketahuilah bahwa inilah tipe manusia yg memperturutkan hawa nafsunya, dia jadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Simak firman Allah dalam surat 45/22 yg berbunyi :” Afaraaita manittachadza ilaahahu hawaahu waadhallahu llahu ‘ala ‘ilmin wachatama ‘ala sam’ihi waqalbihi waja’ala ‘ala basharihi ghisyaawah, faman yahdiihi minba’dillaahi , afalaa tadzakkaruun”. Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan kepada orang yg menjadikan hawa nafsunya sbg tuhannya, maka Allah membiarkan dia sesat sepengetahuanNya Dan Allah telah mengunci mati pendengarannya dan hatinya dan menjadikan penutup pd penglihatannya , siapakah yang akan memberi petunjuk selain DIA ?

Saudaraku, sebagai orang beriman, seharusnya dia memperhatikan lingkungannya, disamping dia harus memperhatikan keluarganya dan kerabatnya, dia juga harus memperhatikan teman dan anak buahnya. Sebelum berangkat kerja dia harus menjalin kasih sayang dengan anak dan istrinya dan berserah diri kepada Allah untuk keselamatan keluarga dan pekerjaannya, dan baru berangkat kerja. Sesampai dikantor sejenak dia jalin lagi ikatan persaudaraan dengan teman dan anak buahnya, dia berusaha mendekati teman dan anak buahnya menanyakan keadaan keluarga mereka , waktu shalat 5waktu dia jalin hubungan yg mesra dengan Allah dia agungkan Allah, dan mengakui kelemahan dirinya, bahwa Allah lah yg menguasai segala sesuatu, dirinya tidak berarti apa2 tanpa bantuan dari Allah.Itulah artinya “LAHAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI”, tidak ada daya kekuatan kecuali kekuatan dari Allah.. Dengan pemahaman yg seperti ini , seseorang akan merasa dirinya kecil tidak punya arti apa2 dan akan selalu menjalin hubungan dengsn lingkungannya dan siapa saja,sehingga hubungannya baik dng keluarganya dan baik juga dng teman dan anak buahnya. , baik juga hubungannya dengan Allah.

Tidak cukup sampai disitu, dia juga menjalin hubungan yang mesra dengan Allah, waktu MALAM pd saat orang ENAK TIDUR, dia bangun dia bersujud kepada Allah, menyerahkan diri kepada Allah dan melaporkan atas segala yg sudah dia lakukan dan mohon ampun atas segala kekeliruan dan mohon dimudahkan segala urusannya. Simak fiman Allah dalam surat 65/2 :” Wamay yattaqillahu yaj’allahu machrajaa wa yarzuquhuu min haistu laa yahtasib”. Artinya : “ Siapa2 yg bertaqwa kepada Allah, DIA menjanjikan jalan keluar dari setiap kesulitan yg dihadapinya dan akan memberikan rizki yang tidak ter duga2”. Itulah rizki dari Allah dan itulah rizki yg terbaik. Tetapi kalau dia memperturutkan hawa nafsunya maka Allah akan menimpakan kepadanya kehinaan dimana saja dia berada . Firman Allah dalam surat 3/112 berbunyi:” Dhuribat ‘alaihimu zhzhillatu ainamaa tsuqifuu illaa bihablim minallah wahablim minan naas.” Artinya: “Ditimpakan kepada mereka kehinaan dimana saja mereka berada kecuali kalau mereka bisa menjalin hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia”.

Kalau kita jalani apa yg sudah disampaikan Allah dalam AL QURAN Akan terasa indah kehidupan ini seperti bunyi ayat diatas tadi, Allah sudah berjanji bahwa DIA akan memberikan jalan keluar dan akan memberikan rezki yg tidak ter duga2. Utulah rezki dari Allah dan itulah rizki yang terbaik. Wallahu a’lam bishshawaab.



Bekasi 9 Februari 2011


.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Abu Bakar Baqasyir dapat cap Khawarij


Abu Bakar Baasyir dapat cap Khawarij

Awal Ramadhan Ja’far Umar Thalib (dari Lasykar Jihad) tampil di MetroTV mencaci maki Abu Bakar Baasyir (sama dari Solo) sebagai Khawarij. Dulu di malah ASSUNNAH (No.07/1993) ia mencap Jamaluddin AlAfghani sebagai Rafidhi, freemasonry. Koleganaya Luqman Ba’abduh dalam bukunya “Mereka adalah Teroris”, (2005) mencap Muhammadiyah, Persis, AlIrsyad sebagai Khawarij. Keduanya menyandang predikat ulama, tapi akhlaqnya sangat memprihatinkaan, tak beretika, tak santun, melecehkan, mengKhawarijkan, mengkafirkan yang berbeda paham, tak menghormati yang tua, tak mau mendengarkan taushiah, memanipulasi syari’at untuk membela paham, menuduh-nuduh tanpa bukti yang benar (Simak Abduh Zulfikar : “Siapa Teroris ? Siapa Khawarij”, 2006, halaman 47-348). Apa yang bias diperoleh, diteladani umat dari sosok yang menyandang predikat ulama seperti itu.

Abu bakar Baasyir dan Thagut

Abu bakar Baasyir (ABB) adalah sosok yang dimusuhi oleh thaghut (jahili sekuler). Bagaimana pun, thagut akan berdaya upaya memposisikan ABB dalam pandangan sebagai penyandang predikat teroris. Kesalahan, tuduhan, tudingan bisa saja dicari-cari, dikarang-karang. Kebenaran ditentukan oleh kekuasaan, kekuatan.

Kalau negeri ini masih tetap pada demokrasi (kurang ajar /) maka pendapat, pandangan, paham tak boleh diadili, diperkarakan. Paham ABB bisa disimak dari Fauzan AlAnshari (“Saya Teroris ?”, 2002), dari Umar Abduh (MetroTV 2010). ABB adalah pembela jihad fisabilillah. Jihad bukanlah teroris. ABB adalah Sayid Qutubnya Indonesia masa kini. Dalam pandangan ABB, Indonesia masa kini bukan lahan jihad fisik.

Hamka bicara Nabhani

Yang membuat dan menyebarkan berita fitnah tentang Sayid Jamaluddin AlAfghani dan Syekh Muhammad ‘Abduh pada mulanya dilakukan oleh Syek Yusuf bin Ismail Nabhani. Ia mengarang buku-buku tentang Tasauf antara lain “AlQudul uklah, fi madaihin Nabawyah” (Kalung leher dari mutiara, perihal memuji-muji Nabi). Di dalam kitab itu Nabhani memfitnah, mencaci maki ayid Jamaluddin AlAfgani dan Syaikh Muhamamd ‘Abduh. Nabhani mengarang-ngarang cerita fitnah tentang Jamaluddin AlAfghani dan Muhammad ‘Abduh, bukan berdasar pada sumber berita yang sahih, tetapi semata-mata berita isapan jempol dalam kayalnya. Dusta yang dibuat Syaikh Nabhani sangat laris laknya di Indonesia bertahun-tahun dalam kalangan golongan yang mempertahankan status quo yang benci kepada pembawa perubahan seperti Muhammadiyah, AlIsyad, PERSIS, Thawalib, POESA (Simak PANJI MAsyarakat, No.175, 15 Mei 1975, halaman 30-31).

Di antara ang memamah fitnah Nabhani pada masa alu adalah Syaikh Muhammad Jamil aho (Terkenal dengan predikat Angku Jao dari Padang Panjang) (Simak dalam bukunya : “Tatdzkiratul Qulub”, Nusantara, ukittnggi, 1956:53-59, cetakan keempat). Dan pada masa kini Ustadz Ja’far ‘Umar Thalib (Simak ASSUNNAH, Surakarta, No.07/I/1414-1993, hal 31 tanpa rujukan).

(Asrir BKS1007250930)