Senin, 11 April 2011

emelihara Pusaka Rasulullah 2

Tausiah untuk remaja Islam generasi kini

Memelihara Pusaka Rasulullah (2)
Oleh : Fauziah Sul

Al Quran adalah merupakan informasi dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW melalui Jibril, kemudian Rasulullah menyampaikan kepada para sahabatnya, dari para sahabat diteruskan kepada tabiin dan dari tabiin diteruskan kepada tabiin-tabiin dan dari tabiin-tabiin ke tabiin tabi’in dan seterusnya dan seterusnya sampai kepada kita saat ini. Alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah SWT, karena kita memperoleh pusaka Rasulullah yang kekal abadi kalau kita bisa memeliharanya dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya sekedar wacana. Yaa Allah berikanlah kemudahan kepada kami dan keluarga kami serta anak cucu kami serta generasi penerus kami untuk mengamalkannya, memeliharanya, meninggikannya dan memperjuangkannya selama hayat kami. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin

Al Qur an adalah merupakan informasi dari Allah yang harus kita ikuti da taati , karena Dialah yang menciptakan kita, Dialah yang menciptakan ‘alam semesta ini, Dialah yang menciptakan segala sesuatu yang merupakan sarana dalam kehidupan kita. Dia mengetahui kondisi kita, mengetahui segala situasi yang kita hadapi dalam hidup ini. Dia mengetahui apa yang sedang kita lakukan dan yang akan kita lakukan, pokoknya Dia mengetahui segala sesuatu, maka Dia turunkan melalui Al Quran perintah-perintah yang harus kita kerjakan dan menurunkan larangan-larangan yang harus kita jauhi.

Kalau kita diperintah, itu bukan untuk Allah, tapi untuk kebaikan kita sendiri. Misalnya kita diperintah shalat. Dengan shalat yang khusyu’ dan dengan niat yang ikhlas semata-mata mengharapkan ridha Allah dengan cara-cara yang dicontohkan Rasulullah, maka shalat kita itu bisa mencegah perbuatan keji dan yang mungkar. Simak firman Allah dalam surat 29/45 yang berbunyi : “innashshalaata tanhaa anil fahsyaai wal munkar”. Artinya : “sesungguhnya shalat yang benar, dapat mencegah perbuatan keji dan munkar”. Begitu juga kalau kita dilarang, itu adalah untuk kebaikan kita juga. Misalnya kita dilarang mengkonsumsi miras dan sejenisnya. Kenapa kita dilarang? Karena dengan mengkonsumsi miras dan sejenisnya bisa merusak organ-organ tubuh kita, yang mengakibatkan kehilangan kesadaran sehingga kita tidak bisa berpikir secara jernih. Bila seseorang sering mabuk karena mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya, maka tidak ada lagi perbedaan baginya antara halal dan haram, tidak ada perbedaan antara jual beli dengan riba, tidak ada lagi perbedaan antara nikah dengan zina, semuanya sama saja.

Jadi dengan melaksanakan perintah Nya dan menjauhi larangan Nya akan menjadi manusia yang bertaqwa yang keyakinannya kokoh dan ibadahnya mantap. Pertanyaannya apakah tidak pantas kalau kita hanya menyembah dan beribadah hanya kepada Nya saja? Tidak boleh menyekutukan Nya dengan yang lain? Simak firman Allah dalam surat Al Fatihah ayat 5 yang berbunyi “Iyyaaka nabudu waiyyaaka nastaiin”. Artinya “Hanya kepada Engkau kami menyembah dan hanya kepada Engkau kami minta tolong”. Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa kita harus menyembah dulu kepada Nya baru sesudah itu kita minta tolong kepada Nya. Jadi kalau orang tidak shalat, tapi rajin berdo’a maka pantas doanya tidak dikabul.

Disamping perintah dan larangan, dalam Al Quran terdapat kisah-kisah para Rasul untuk kita jadikan perjalanan hidupnya sebagai uswatun hasanah sebagai teladan yang baik ada juga kisah orang–orang shaleh seperti Lukmanul Hakim dan ada juga kisah orang-orang durhaka atau sombong seperti kisah Qarun dan Haman agar kita menjauhi sifatnya yang congkak dan semua permasalahan ada solusinya dalam Al Qur an.

Dalam Al Qur’an Allah menyampaikan perintah dan larangan secara garis besarnya saja , misalnya perintah shalat. Allah befirman : “aqiimushshalaata waatuzzakaata”, artinya “dirikanlah shalat dan tunaikan zakat”. Bagaimana caranya? Al Qur’an diturunkan Allah kepada Rasulullah melalui malaikat Jibril. Cara shalat dicontohkan Jibril kepada Rasulullah, mulai dari cara beruduk ampai kepeda cara shalat, bacaan-bacaannya rukun dan syaratnya dan lain-lainnya, lalu Rasulullah mencontohkannya kepada para shahabat, lalu para shahabat mencontohkannya kepada para tabiin, lalu para tabiin mencontohkannya kepada tabiit-tabiin, tabiit-tabiin mencontohkannya kepada tabiit-tabiin dan seterusnya dan seterusnya, sampai kepada kita saat ini. Rasulullah bersabda : “shalluu kamaa raaitumuuni ushalli”, artinya : “shalatlah kamu seperti aku shalat”. Jadi kita menunaikan perintah shalat harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi, harus persis seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. Sabda Rasulullah SAW “Fainna khairal haditsi kitaabullah wa khairal hadyi hadyu Muhammadin SAW, wasyarral umuuri muhdatsaatuhaa, wa kulla bidh’atin dhalaalatun”, rawaahu Muslim. Artinya : “Sesungguhnya seba-baik keterangan adalah Kitab Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad SAW , dan sejahat-jahat sesuatu adalah yang serba baru ( yang diada-adakan ) yang tidak berasal dari agama, dan tiap-tiap bid’ah adalah sesat. Dalam riwayat yang lain dikatakan : “wa kullu bidhatin dhalaalatun, wa kullu dhalaalatin fin naar”. Artinya : tiap-tiap yang diada-adakan adalah sesat, dan tiap-tiap yang sesat di neraka”.

Ketahuilah anak-anakku, bahwa kehidupan yang akan kita lalui bukanlah semata-mata kehidupan dunia saja, tapi ada lagi kehidupan yang lain yaitu kehidupan akhirat. Tidak ada makhluk Allah yang kekal abadi, yang kekal abadi hanyalah Allah SWT saja. Kapan kita akan dipanggil Allah, tidak ada yang tahu, entah besok entah lusa, seminggu lagi sebulan atau tahun depan? Hanya Allah yang tahu. Oleh sebab itu kita harus berhati-hati sewaktu kita masih hidup ini, karena apa saja yang kita lakukan pada waktu kita hidup, semuanya akan dipertanggung jawabkan kepada Allah nanti diakhirat seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Dunia adalah merupakan jembatan untuk menuju akhirat, apa yang kita tanam didunia akan kita petik hasilnya di akhirat. Amal baik yang sering kita lakukan didunia seperti shalat yang benar yang kita lakukan karena melaksanakan perintah Allah, dengan niat yang ikhlas karena mengharapkan keridhaan Allah bukan karena takut kepada orang tua, atau kepada guru, atau ingin dipuji dan lain-lain. Disamping itu harus sesuai dengan apa yang dicontohkan Rasulullah akan dibalas nanti di akhirat dengan kebaikan pula yaitu mendapatkan tempat disurga. Kalau kita tidak ikhlas dalam beramal dan tidak mengikuti contoh Rasil, maka amal kita tidak ada nilainya disisi Allah Begitu juga sebaliknya bila kita lebih sering melakukan perbuatan tercela, disamping tidak menunaikan perintah Allah, seperti tidak shalat atau ada shalat tapi tidak sesuai dengan yang dicontuhkan Rasul, juga melanggar larangan Allah seperti menipu, makan kueh empat ngakunyqa satu, bohong belum shalat dibilang sudah shalat, mengkonsumsi miras, pacaran berduaan laki-laki dan perempuan, maka Allah akan membalasnya dengan balasan yang buruk yaitu mendapatkan tempat di neraka. Na’uuzhubillhi min zhaalik

Anak-anakku, kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang sementara, hanya seperti tempat singgah sebentar saja, dedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal abadi . Perbandingan waktu antara akhirat demgan dunia adalah satu hari diakhirat sama dengan seribu tahun didunia. Bayangkan anakku bagimana kalau kita mendapat tempat di neraka? Dan bagaimana pula kalau mendapat tempat disurga? Satu sa’at pernah sahabat Rasulullah ‘Umar Ibnul Khaththaab Radhiyallahu’anhu dilihat oleh sahabat lain ‘Umar tertawa sendirian, kemudian idak lama sesudah itu ‘Umar menangis berurai air mata. Melihat hal yang seperti itu sahabat tadi bertanya, apa yang terjadi pada dirimu hai sahabatku? Sahabat Umar menjawab aku tertawa karena bersukur kepada Allah karena aku telah masuk Islam dan aku menangis karena teringat perbuatanku pada masa jahiliyah semua amalku tidak ada nilainya disisi Allah karena aku musyrik dan betapa kejamnya aku telah menguburkan anakku yang perempuan hidup-hidup. Begitulah kehidupan sahabat Rasulullah ,yang telah dijamin masuk surga masih menangisi amalnya pada masa jahiliyah. Bagaimana dengan kita? Semoga dapat kita jadikan sebagai uswatun hasanah (teladan yang baik) dalam kehidupan kita..nsya Allah.Wallahu a’lam bishshawaab.


Bekasi 1 Maret 2011 14.30

Tidak ada komentar: