Senin, 11 April 2011

Memelihara Pusaka Rasulullah 1

Tausiah untuk remaja Islam generasi kini

Memelihara Pusaka Rasullullah (1)
Oleh : Fauziah Sul
Anak-anakku.

ALLAH sudah menurunkan tuntunan kepada kita yaitu kitab suci Al Quran dan sunnah rasul Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana sabda Rasululullah SAW “taraktu fiikum amraini, izhaa intamassaktum bihimaa lan tadhillu abadaa”. Artinya Aku tinggalkan untukmu dua hal, bila kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak kan tersesat selama-lamanya. Kedua inilah yang harus kita pelajari dari sumber yang asli. Janganlah kita ikut-ikutan saja, mengikuti tradisi orang tua kita, apa yang sudah kita peroleh dari orang tua itulah yang diamalkan seumur hidup, tanpa mau mempelajari apakah yang disampaikan orang tua kita itu benar atau salah..

Yang seperti ini tidak bisa dipertanggung jawabkan, karena semua itu akan dipertanggung jawabkan kepada ALLAH nanti di akhirat, sebagaimana firman ALLAH dalam surat 16/36 yang berbunyi ”walaa taqfu maa laisa laka bihi ‘ilmun, innassam’a walbashara wal fuaada kullu ulaaika kaana ‘anhu masuulaa”. Yang artinya janganlah kamu mengikuti sesuatu tampa kamu mengetahui ‘ilmunya, karena sesuatu yang kamu lakukan akan diminta pertanggung jawabannya (di akhirat). Menuntut ‘ilmu adalah wajib sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah SAW : “Thalabul ‘lmi fariidhatun ‘alaa kulli muslimin wamuslimatin” , artinya menuntut ‘ilmu itu wajib bagi setiap muslim, laki-laki maupun perempuan apalagi ‘ilmu agama, karena ‘ilmu agama dapat menyelamatkan pelakunya baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat.

Kalau kita hanya mengikuti saja apa kata orang tua tanpa mau menyelidiki kebenarannya, maka kehidupan kita akan kacau. Sabda Rasulullah SAW : Man araadad dunyaa falahu bil’ilmi, waman araadal aakhirata falahuu bil’ilmi waman araadahumaa falahu bil ‘ilmi. Artinya Siapa-siapa yang mencari kebahagiaan dunia, harus dengan ‘ilmunya dan siapa-siapa mengharapkan kebahagiaan akhirat dia bisa meraihnya kalau tahu ilmunya dan siapa-siapa yang ingin merih kebahagiaan dunia dan akhirat dia bisa meraihnya kalau mengerti ‘ilmunya. Misalnya saja seseorang ingin bikin kueh, tapi semua bahan yang ada diaduk tanpa tahu takarannya, apa yang akan terjadi ? Apa itu tidak kacau ?. Mungkin kuehnya bantat, atau keliwat manis dan sebagainya.

Demikian pula ilmu akhirat. Si Anis ingin agar dia kelak berbahgia di akhirat, hartanya banyak, rajin membantu anak yatim, naik haji tiap tahun, tapi tidak pernah shalat. Atau mungkin dia rajin shalat, saking rajinnya, dia shalat subuh lima rakaat, karena dia merasa badannya masih segar, lalu shalat ‘ashar 2 raka’at, karena merasa lelah dan capek. Apakah dia bisa meraih apa yang dia inginkan yaitu masuk surga? Mustahil dia bisa meraih apa yang dia inginkan.

Oleh sebab itu mari kita berlomba untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, tentu saja dengan ilmunya , kalau ingin pintar bikin kueh, ya harus belajar bagaimana caranya bikin kueh atau baca buku resep kueh yang dikarang oleh orang yang pintar bikin kueh, jangan asal beli buku yang belum jelas keabsahannya.. Kalau asal beli lalu peraktek sendiri bikin kue dirumah tanpa ada yang membimbing, bisa jadi kuehnya bantat, kuehnya gosong karena apinya terlalu besar. Begitu juga kalau ingin hidup bahagia di akhirat yaitu mendapat tempat di surga, ya harus tahu ‘ilmu agama.

Untuk belajar agama harus dari sumbernya, yaitu Alquran dan Assunnah Rasulullah Muhammad SAW dari haditsnya yang shahih. Bagaimana metode Rasulullah dalam membina para shahabatnya sehinnga menjadi pribadi yang tangguh, aqidahnya kokoh dan ibadahnya mantap, sehingga tidak mudah digoyahkan oleh ujian dan penderitaan yang silih berganti, seperti sahabat Bilal Bin Rabah yang begitu tabah dalam penderitaannya waktu majikannya memukuli dan menghimpit badannya dengan batu besar pada saat terik panas mata hari ditengah hari, karena tidak mau mempertuhankan berhala Lata dan ‘Uzza, dan tetap mengucapkan AHAAD AHAAD, yang artinya ESA, ESA.

Dan begitu juga sahabat- sahabatnya yang lain.. Firman ALLAH dalam surat 3/164 yang berbunyi ; laqad mannallaahu ‘alal mu’miniina izh ba’atsa fiihim rasuulan min anfusihim yatluu ‘alaihim aayaatihii wayuzakkiihim wayu’allimu humul kitaaba wal hikmata, wain kaanuu min qablu lafii dhalaalim mubiin. Artinya ; Sungguh ALLAH telah memberi karunia kepada orang- orang mukmin, ketika ALLAH mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah_tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat_ayat Nya, menyucikan jiwa mereka, dan mengajarkan kepada mereka ayat-ayat Al Quran dan hikmah (assunnah ), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata Jadi metode Rasulullah dalam membimbing para sahabat adalah dengan : 1. Membacakan ayat-ayat ALLAH (Al Quran) kepada para sahabatnya. 2. Menyucikan hati mereka yang terkenal dengan istilah tazkiyatu nafs, artinya menyucikan hati para sahabatnya dari dosa–dosa syirik dan prilaku jahiliyyah 3. memberikan teladan yang baik krpada sahabatnya, berupa perkataan, perbuatan dan ketetapannya, dalam segala aspek kehidupan.

Anak-anakku.

Al Qur an adalah merupakan pedoman hidup kita segala permasalahan kehidupan ada solusinya, yang apabila kita baca merupakan ibadah kita kepada ALLAH, bila kita tertatih-tatih dalam membaca Al Quran,maka ALLAH akan memberikan dua kebaikan dan bila kita lancar membacanya maka ALLAH akan memberikan 10 kebaikan.. dan harus kita pahami maksudnya agar kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita sebagai manusia tak luput dari kesalahan maka bila kamu bersalah bersegeralah mohon ampun kepada ALLAH sebagaimana firman ALLAH dalam surst 3/ 135 yang berbunyi : Waizhaa fa’aluu faahisyatan aw zhalamuu anfusahum zhakarullah, fastaghfaruu lizhnuubihim, wamay yaghfiruzh zhunuuba illallah walam yusirruu ‘alaa maa fa’alu wahum ya’lamuun.Artinya ; Bila mereka melakukan suatu perbuatan dosa mereka ingat kepada ALLAH dan mohon ampun kepada NYA.,jadi dosa itu tidak ditumpuk, tidak ditunggu Ramadhan atau lebaran baru minta ampun baik kesalahan kepada manusia apalagi dosa kepada ALLAH..Demikianlah anak-anakku PUSAKA RASULULLAH yang ditinggalkannya untuk kita pelajari, kita pahami dan kita ‘amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, Bila sudah bisa mengamalkan kita dituntut untuk mengajarkannya dan bisa menegakkan dan memperjuangkannya lii’laai kalimatillah artinya untuk meninggikan agama ALLAH.

Wallahu a’lam bishshawaab.

Bekasi 23 Februari 2011 0900.

Tidak ada komentar: