Senin, 11 April 2011

Rizki dari Allah

Rizki dari Allah itulah yg lebih baik.
Oleh : Fauziah Sul

Saudaraku, banyak diantara teman2 kita yg berusaha untuk mencari rizki tanpa mengenal lelah. Sebelum subuh sudah meninggalkan anak istri, berangkat pagi ,anak masih tidur waktu pulang malam anak sudah tidur,sehingga anak jarang ketemu ayahnya, pergi bekerja untuk mencari rizki . Sampai ditempat kerja lansung menghadapi pekerjaan tanpa ada tegur sapa dengan rekan2 dan anak buah. Bahkan kadang2 tidak segan2 sikut sana sikut sini;hak teman atau hak anak buah sendiri disikat juga tampa memikirkan apakah itu halal atau haram.. Seharusnya dia berusaha untuk memperjuangkan nasib teman dan anak buahnya, karena tampa bantuan teman dan anak buahnya dia tidak kan bisa sukses. Saudaraku, ketahuilah bahwa inilah tipe manusia yg memperturutkan hawa nafsunya, dia jadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Simak firman Allah dalam surat 45/22 yg berbunyi :” Afaraaita manittachadza ilaahahu hawaahu waadhallahu llahu ‘ala ‘ilmin wachatama ‘ala sam’ihi waqalbihi waja’ala ‘ala basharihi ghisyaawah, faman yahdiihi minba’dillaahi , afalaa tadzakkaruun”. Artinya : “Apakah kamu tidak memperhatikan kepada orang yg menjadikan hawa nafsunya sbg tuhannya, maka Allah membiarkan dia sesat sepengetahuanNya Dan Allah telah mengunci mati pendengarannya dan hatinya dan menjadikan penutup pd penglihatannya , siapakah yang akan memberi petunjuk selain DIA ?

Saudaraku, sebagai orang beriman, seharusnya dia memperhatikan lingkungannya, disamping dia harus memperhatikan keluarganya dan kerabatnya, dia juga harus memperhatikan teman dan anak buahnya. Sebelum berangkat kerja dia harus menjalin kasih sayang dengan anak dan istrinya dan berserah diri kepada Allah untuk keselamatan keluarga dan pekerjaannya, dan baru berangkat kerja. Sesampai dikantor sejenak dia jalin lagi ikatan persaudaraan dengan teman dan anak buahnya, dia berusaha mendekati teman dan anak buahnya menanyakan keadaan keluarga mereka , waktu shalat 5waktu dia jalin hubungan yg mesra dengan Allah dia agungkan Allah, dan mengakui kelemahan dirinya, bahwa Allah lah yg menguasai segala sesuatu, dirinya tidak berarti apa2 tanpa bantuan dari Allah.Itulah artinya “LAHAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAAHI”, tidak ada daya kekuatan kecuali kekuatan dari Allah.. Dengan pemahaman yg seperti ini , seseorang akan merasa dirinya kecil tidak punya arti apa2 dan akan selalu menjalin hubungan dengsn lingkungannya dan siapa saja,sehingga hubungannya baik dng keluarganya dan baik juga dng teman dan anak buahnya. , baik juga hubungannya dengan Allah.

Tidak cukup sampai disitu, dia juga menjalin hubungan yang mesra dengan Allah, waktu MALAM pd saat orang ENAK TIDUR, dia bangun dia bersujud kepada Allah, menyerahkan diri kepada Allah dan melaporkan atas segala yg sudah dia lakukan dan mohon ampun atas segala kekeliruan dan mohon dimudahkan segala urusannya. Simak fiman Allah dalam surat 65/2 :” Wamay yattaqillahu yaj’allahu machrajaa wa yarzuquhuu min haistu laa yahtasib”. Artinya : “ Siapa2 yg bertaqwa kepada Allah, DIA menjanjikan jalan keluar dari setiap kesulitan yg dihadapinya dan akan memberikan rizki yang tidak ter duga2”. Itulah rizki dari Allah dan itulah rizki yg terbaik. Tetapi kalau dia memperturutkan hawa nafsunya maka Allah akan menimpakan kepadanya kehinaan dimana saja dia berada . Firman Allah dalam surat 3/112 berbunyi:” Dhuribat ‘alaihimu zhzhillatu ainamaa tsuqifuu illaa bihablim minallah wahablim minan naas.” Artinya: “Ditimpakan kepada mereka kehinaan dimana saja mereka berada kecuali kalau mereka bisa menjalin hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia”.

Kalau kita jalani apa yg sudah disampaikan Allah dalam AL QURAN Akan terasa indah kehidupan ini seperti bunyi ayat diatas tadi, Allah sudah berjanji bahwa DIA akan memberikan jalan keluar dan akan memberikan rezki yg tidak ter duga2. Utulah rezki dari Allah dan itulah rizki yang terbaik. Wallahu a’lam bishshawaab.



Bekasi 9 Februari 2011


.

Tidak ada komentar: